Rabu, 21 Desember 2016

Petronas Potong Produksi Minyak 20.000 Bph

http://ekbis.sindonews.com/read/1164808/35/petronas-potong-produksi-minyak-20-000-bph-1482331615

(Analisa Ekonomi)



Perusahaan minyak raksasa plat merah asal malaysia PETRONAS akan mengumumkan memangkas produksi minyak mentah (21/12/2016) mulai Januari tahun 2017, keputusan ini diambil setelah penandatangann perjanjian bersama Organisasi Negara - negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara-negara non OPEC di Wina, Austria, pada 10 Desember lalu.

Menurut Datuk Abdul Rahman Dahlan sebagai Menteri Kesejahteraan Malaysia, PETRONAS akan memotong sekitar 20.000 Barrel per hari (BPH) dimulai pada awal Januari 2017, seperti dilansir oleh New Strait Time, (sumber : Sindonews.com). saat ini PETRONAS memproduksi sekitar 787.000 BPH, dan saat ini Malaysia adalah salah satu negara Non Opec yang setuju dengan pemangkasan produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta BPH per 1 Januari mendatang.

Faktor yang menyebabkan pemerintah Malaysia dan negara negara OPEC lainnya mengambil kebijakan tersebut menurut saya adalah dikarenakan harga minyak dunia yang cenderung tidak stabil, mengakibatkan biaya (Cost) produksi yang tinggi sehingga mengurangi profit/keuntungan dan akan mengurangi pendapatan negara tersebut.

Namun perlu kita sadari juga politik ekonomi dunia tidak dapat kita prediksi setiap saat, harga minyak mentah yang cenderung tidak stabil ini sangat berpengaruh terhadap beberapa aspek, yaitu ; politik luar negri, keamanan dunia, pasar internasional, perang, dan lain lain.

Perlu kita berikan masukan kepada pemerintah bahwa peranan pasar dunia saat ini masih dipegang oleh negara negara maju seperti Amerika, Rusia, China, mungkin saja bagi mereka melihat hal ini sebagai peluang yang bagus untuk bisnis kedepannya, karena mungkin saja mereka menyimpan/menimbun minyak mentah mereka di suatu tempat, dengan tujuan akan menjualnya disaat harga minyak dunia mulai menunjukkan taringnya untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi, hal ini diibaratkan sebagai menyimpan makanan di musim dingin. saya berpendapat karena melihat kejadian saat ini. perang di suriah, kebijakan ekonomi presiden Donalt Trump, dan ketidakseimbangan pasar Internasional, mengarahkan saya berpendapat seperti itu, mungkin Malaysia masih salah satu Produsen kecil minyak mentah, dan Indonesia masih jauh dari itu, hal ini akan menjadi permasalahan yang besar bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Pemerintah harus dapat mempertimbangkan simulasi terburuk untuk mengambil suatu kebijakan ekonomi, agar kita sebagai bangsa tidak akan terkena dampak yang signifikan jika hal yang saya prediksi ini terjadi karena hal ini akan mengganggu sektor perekonomian Negara kita nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar