Impor
liquefied petroleum gas (LPG) diperkirakan naik dari 66% menjadi sekitar 70%
pada 2017 karena penurunan produksi domestik.
Senior Vice President Integrated Supply Chain Pertamina
(ISC) Daniel S Purba mengatakan saat ini kebutuhan LPG masih tergantung dengan
pasokan dari luar negeri
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM), konsumsi LPG pada 2016 sebesar 6,67 juta ton. Adapun, 66,3% di
antaranya yakni 4,42 juta ton berasal diimpor dan sisanya, 33,7% atau 2,24 juta
ton dipasok dari dalam negeri.
Dari 66,3% impor LPG tahun 2016, dia memperkirakan impor
pada tahun 2017 akan naik menjadi sekitar 70% karena pasokan dalam negeri yang
menurun.
"Saya kira tadi dengan impor 2017 ini 70% lebih jadi
kita semakin tergantung impor untuk konsumsi LPG di Indonesia," ujarnya
dalam acara LPG Forum 2017 di Jakarta, Selasa (17/1/2017).
Oleh karena itu, dia berharap kemampuan dalam negeri bisa
bertambah melalui proyek-proyek pengembangan gas. LPG, katanya, bisa diperoleh
dari lapangan yang menghasilkan gas seperti C3, propana dan C4, butana atau
dari ekstraksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).
"Kita menunggu proyek gas yang beroperasi sehingga bisa
meningkatkan produksi."
Adapun, pasokan LPG dari Amerika Serikat diperkirakan akan
menggeser pasokan LPG dari Timur Tengah yang kini mengambil porsi sekitar 90%
atau sekitar 4,1 juta ton.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Usaha Hilir
Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Setyorini Tri Hutami mengatakan
pertumbuhan rata-rata tahunan konsumsi LPG sebesar 13%. Dengan rendahnya
kemampuan domestik memenuhi pasokan, dia menyebut perlu melakukan upaya untuk
menekan angka impor LPG. Sebagai contoh, Rini menyebut dengan menyebar
pembangunan tangki LPG.
Kapasitas pasokan dalam negeri berasal dari Tanjung Jabung
(PetroChina) 600.000 ton, Belanak (ConocoPhillips) 525.000 ton, Bontang 1.000 ton,
Tanjung Santan (Chevron) 90.000 ton, Ujung Pangkah (Hess) 113.000 ton dan Arar
(PetroChina) 14.000 ton. Tangki LPG pemerintah rencananya dibangun di Bima,
Nusa Tenggara Barat; Kupang, Nusa Tenggara Timur; Wayame, Maluku dan Jayapura,
Papua.
"Total LPG Plant kapasitas 2,3 juta ton per tahun. Kita
bangun tangki-tangki LPG agar distribusinya bisa merata di seluruh
Indonesia."
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar