JAKARTA – Harga batu bara kontrak Februari masih
melanjutkan pelemahannya pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (16/1/2017),
menyusul laporan kenaikan jumlah impor batu bara China.
Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak
Februari 2017, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup melemah 0,71% atau
0,60 poin ke US$84,30/metrik ton.
Aktivitas bisnis batu bara di Sungai Mahakam di Samarinda,
Kalimantan Timur - Reuters/Beawiharta
Harga batu bara kontrak Februari melemah pada hari kedua
setelah berakhir turun 0,47% atau 0,40 poin ke posisi 84,90 pada sesi
perdagangan sebelumnya.
Seperti dilansir Bloomberg (13/1), impor batu bara China
membalikkan kondisi penurunan selama dua tahun dan berekspansi dengan laju
tercepat dalam empat tahun. Hal ini memberikan kelegaan pasca kebijakan
pemangkasan kapasitas oleh konsumen terbesar dunia tersebut.
Menurut data General Administration of Customs yang dirilis
pada Jumat, jumlah impor naik 25% menjadi 256 juta metrik ton tahun lalu, laju
tahunan tercepat sejak 2012.
Harga acuan negara tersebut melonjak pada paruh kedua 2016
seiring upaya kepemerintahan Presiden Xi Jinping memerintahkan para petambang
untuk memangkas kapasitas demi mengurangi kelebihan suplai serta membantu
mendorong industri keluar dari krisis.
Kebijakan tersebut menjadi sangat efektif sehingga
menyebabkan para pejabat berjuang untuk membalikkan dampak harga. Akhir tahun
lalu, pemerintah China mendorong para produsen untuk menandatangani perjanjian
suplai jangka menengah-panjang dengan pembangkit tenaga listrik.
Pergerakan harga batu bara kontrak Februari 2017 di bursa
Rotterdam
Tanggal
|
US$/MT
|
16 Januari
|
84,30
(-0,71%)
|
13 Januari
|
84,90
(-0,47%)
|
12 Januari
|
85,30
(+2,46%)
|
11 Januari
|
83,25
(+3,22%)
|
10 Januari
|
80,65
(+3,20%)
|
Sumber : Bloomberg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar