Rabu, 18 Januari 2017

Garap Bandara Kulon Progo, AP I Alokasikan Modal Rp1,08 T





Operator 13 bandara di Indonesia timur, PT Angkasa Pura I, mengalokasikan belanja modal senilai Rp1,08 triliun guna pengembangan Bandara Kulon Progo Yogyakarta, atau 13% dari total belanja modal 2017 sebesar Rp8,3 triliun.

Israwadi, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I, mengatakan alokasi belanja modal untuk Bandara Kulon Progo nantinya akan digunakan untuk persiapan lahan, pembangunan landasan pacu, dan sebagian terminal bandara.

“Pekerjaannya itu antara lain seperti land clearing, pemagaran, demolish bangunan yang ada, konsultasi desain, AMDAL, landas pacu dan lain sebagainya. Bahkan, pekerjaan terminal juga sudah masuk,” katanya di Jakarta, Rabu (18/1/2017).

Pada tahap pertama, lanjut Israwadi, Angkasa Pura I akan membangun infrastruktur sisi udara terlebih dahulu. Rencananya, landas pacu Kulon Progo sepanjang 3.250x45 meter akan mulai dibangun pada Maret 2017.

Apabila tidak ada aral melintang, proyek pekerjaan konstruksi Kulon Progo akan selesai pada Maret 2019. Sayangnya, Angkasa Pura I belum memiliki perkiraan untuk jadwal operasional Kulon Progo.
“Kalau operasinya belum, karena setelah konstruksi, akan ada commissioning [uji operasional secara riil] yang meliputi aspek keamanan, keselamatan dan pelayanan. Jadi yang paling penting saat ini pekerjaan fisik dulu,” tuturnya.



PEMBEBASAN LAHAN

Israwadi menjelaskan pekerjaan pengembangan Bandara Kulon Progo seluas 578,2 hektare sebenarnya sudah bisa dilakukan, meski pembayaran pembebasan lahan baru terserap sekitar 58% atau sebanyak Rp2,8 triliun, dari total Rp4,1 triliun.

Dia mengakui pembebasan lahan bandara tidak mudah. Namun demikian, proses pembebasan lahan telah dilakukan perseroan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku, termasuk penyelesaian sengketa lahan melalui pengadilan.

“Dari 42% lahan yang masih belum clear, sebanyak 27% merupakan lahan Paku Alam. Namun, ini sebenarnya sudah clear, karena dananya sudah kami titipkan di pengadilan, dan Paku Alam juga sudah terdaftar,” tuturnya.

Kemudian, lanjut Israwadi, lahan seluas 34,69 hektare atau 6% untuk fasilitas umum dan fasilitas sosial juga akan segera selesai mengingat sudah ada kesepakatan antara Angkasa Pura I dengan pemerintah daerah setempat.

Sementara itu, proses pembebasan lahan seluas 52,03 hektare atau sekitar 9% kemungkinan masih 
agak panjang. Selain disebabkan penolakan dari sejumlah masyarakat, ada juga lahan yang tidak jelas kepemilikannya.

“Persoalan ini juga kami serahkan ke pengadilan, uangnya juga sudah dititipkan. Hanya saja, untuk mendapatkan uang itu, pemilik tanah harus melengkapi seluruh berkas administrasi. Kami harap ini bisa selesai April 2017,” ujarnya.

Selain Kulon Progo, Angkasa Pura I juga mengembangkan Bandara Achmad Yani Semarang dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin pada tahun ini dengan alokasi belanja modal masing-masing sebanyak Rp1,16 triliun dan Rp1,37 triliun.

Kementerian Perhubungan meminta target penyelesaian pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura I dapat lebih cepat satu tahun menjadi 2019 dari sebelumnya pada 2020.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan persoalan pembebasan lahan Kulon Progo kini sudah ada titik terang. Menurutnya, upaya mengatasi kendala tersebut berjalan dengan sangat baik.

Dengan pembebasan lahan tersebut, Budi berharap Angkasa Pura I dapat mempercepat progres pembangunan, sehingga Kulon Progo dapat mulai beroperasi pada 2019 dari sebelumnya ditargetkan pada 2020.

Sekadar informasi, Bandara Kulon Progo nantinya akan memiliki daya tampung mencapai 15 juta penumpang per tahun. Bandara kedua di Yogyakarta itu juga diperkirakan menampung pergerakan pesawat hingga 300 penerbangan/hari.

Kemudian, Kulon Progo juga bakal menampung 28 pesawat berbadan lebar atau widebody jenis B777. Adapun, total nilai investasi yang akan dikucurkan Angkasa Pura I untuk Kulon Progo mencapai Rp9,3 triliun.



Sumber :

Impor LPG Diperkirakan Naik Jadi 70% Tahun Ini






Impor liquefied petroleum gas (LPG) diperkirakan naik dari 66% menjadi sekitar 70% pada 2017 karena penurunan produksi domestik.

Senior Vice President Integrated Supply Chain Pertamina (ISC) Daniel S Purba mengatakan saat ini kebutuhan LPG masih tergantung dengan pasokan dari luar negeri
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi LPG pada 2016 sebesar 6,67 juta ton. Adapun, 66,3% di antaranya yakni 4,42 juta ton berasal diimpor dan sisanya, 33,7% atau 2,24 juta ton dipasok dari dalam negeri.

Dari 66,3% impor LPG tahun 2016, dia memperkirakan impor pada tahun 2017 akan naik menjadi sekitar 70% karena pasokan dalam negeri yang menurun.

"Saya kira tadi dengan impor 2017 ini 70% lebih jadi kita semakin tergantung impor untuk konsumsi LPG di Indonesia," ujarnya dalam acara LPG Forum 2017 di Jakarta, Selasa (17/1/2017).
Oleh karena itu, dia berharap kemampuan dalam negeri bisa bertambah melalui proyek-proyek pengembangan gas. LPG, katanya, bisa diperoleh dari lapangan yang menghasilkan gas seperti C3, propana dan C4, butana atau dari ekstraksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

"Kita menunggu proyek gas yang beroperasi sehingga bisa meningkatkan produksi."

Adapun, pasokan LPG dari Amerika Serikat diperkirakan akan menggeser pasokan LPG dari Timur Tengah yang kini mengambil porsi sekitar 90% atau sekitar 4,1 juta ton.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Setyorini Tri Hutami mengatakan pertumbuhan rata-rata tahunan konsumsi LPG sebesar 13%. Dengan rendahnya kemampuan domestik memenuhi pasokan, dia menyebut perlu melakukan upaya untuk menekan angka impor LPG. Sebagai contoh, Rini menyebut dengan menyebar pembangunan tangki LPG.

Kapasitas pasokan dalam negeri berasal dari Tanjung Jabung (PetroChina) 600.000 ton, Belanak (ConocoPhillips) 525.000 ton, Bontang 1.000 ton, Tanjung Santan (Chevron) 90.000 ton, Ujung Pangkah (Hess) 113.000 ton dan Arar (PetroChina) 14.000 ton. Tangki LPG pemerintah rencananya dibangun di Bima, Nusa Tenggara Barat; Kupang, Nusa Tenggara Timur; Wayame, Maluku dan Jayapura, Papua.

"Total LPG Plant kapasitas 2,3 juta ton per tahun. Kita bangun tangki-tangki LPG agar distribusinya bisa merata di seluruh Indonesia."


Sumber :



RI Tekankan Pentingnya Laksanakan Energy Plan Action



JAKARTA— Indonesia menekankan pentingnya negara-negara anggota Asia Cooperation Dialogue konsisten melaksanakan program kerja yang tercantum dalam Energy Plan of Action 2017-2019.

Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi mengungkapkan negara-negara anggota Asia Cooperation Dialogue (ACD) perlu memanfaatkan energi ramah lingkungan
  
 “Serta menciptakan ketahanan energi yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Asia,” kata Retno, dalam siaran pers yang dikirimkan kepada Bisnis pada Rabu (18/1/2017).

Negara-negara ACD, dia menambahkan juga perlu melakukan koordinasi yang baik terkait manajemen energi di tingkat regional.

Dia melanjutkan, perlu ada well designed dan integrated approach dalam menangani isu ketahanan energi. “Manajemen jangan dilakukan secara parsial dan hanya memikirkan ekploitasi sehingga melupakan aspek keberlanjutan” tegas Menlu Retno.




Senin, 16 Januari 2017

Anak Usaha Delta Dunia Makmur (DOID) Mulai Roadshow



JAKARTA— Anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID), yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama atau BUMA siap melakukan roadshow ke beberapa kota di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat dalam rangka penerbitan surat utang.


Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan Selasa (17/1/2017), dikemukakan bahwa roadshow dilakukan mulai Rabu (18/1/2017). BUMA bermaksud untuk menerbitkan surat utang di luar wilayah Indonesia dan Amerika Serikat dengan merujuk pada ketentuan Rule 144A dan Regulation S dari US Securities Act of 1933, sebagaimana diperbarui, dalam mata uang dolar AS dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar US$500 juta.


Adapun, surat utang rencananya akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited. Dana hasil penerbitan surat utang (jika berhasil) akan dipergunakan oleh BUMA untuk melunasi utang BUMA secara pro rata berdasarkan Perjanjian Fasilitas SMBC dan Perjanjian Kredit CIMB.


Sehubungan dengan kegiatan BUMA tersebut, perseroan telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham perseroan melalui rapat umum pemegang saham luar biasa perseroan pada 15 November 2016.


BUMA, yang memperoleh peringkat rating Ba3 (stable) dari Moody’s dan BB- (stable) dari Fitch, telah menunjuk BofA Merrill Lynch, J.P. Morgan and Morgan Stanley sebagai joint lead managers dan bookrunners.



Impor China Naik 25%, Batu Bara Melemah Hari Kedua


JAKARTA – Harga batu bara kontrak Februari masih melanjutkan pelemahannya pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (16/1/2017), menyusul laporan kenaikan jumlah impor batu bara China.

Pada perdagangan Senin, harga batu bara untuk kontrak Februari 2017, kontrak teraktif di bursa Rotterdam, ditutup melemah 0,71% atau 0,60 poin ke US$84,30/metrik ton.

Aktivitas bisnis batu bara di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur - Reuters/Beawiharta
Harga batu bara kontrak Februari melemah pada hari kedua setelah berakhir turun 0,47% atau 0,40 poin ke posisi 84,90 pada sesi perdagangan sebelumnya.

Seperti dilansir Bloomberg (13/1), impor batu bara China membalikkan kondisi penurunan selama dua tahun dan berekspansi dengan laju tercepat dalam empat tahun. Hal ini memberikan kelegaan pasca kebijakan pemangkasan kapasitas oleh konsumen terbesar dunia tersebut.

Menurut data General Administration of Customs yang dirilis pada Jumat, jumlah impor naik 25% menjadi 256 juta metrik ton tahun lalu, laju tahunan tercepat sejak 2012.

Harga acuan negara tersebut melonjak pada paruh kedua 2016 seiring upaya kepemerintahan Presiden Xi Jinping memerintahkan para petambang untuk memangkas kapasitas demi mengurangi kelebihan suplai serta membantu mendorong industri keluar dari krisis.


Kebijakan tersebut menjadi sangat efektif sehingga menyebabkan para pejabat berjuang untuk membalikkan dampak harga. Akhir tahun lalu, pemerintah China mendorong para produsen untuk menandatangani perjanjian suplai jangka menengah-panjang dengan pembangkit tenaga listrik.

Pergerakan harga batu bara kontrak Februari 2017 di bursa Rotterdam

Tanggal
US$/MT
16 Januari
84,30
(-0,71%)
13 Januari
84,90
(-0,47%)
12 Januari
85,30
(+2,46%)
11 Januari
83,25
(+3,22%)
10 Januari
80,65
(+3,20%)





















Sumber : Bloomberg



Efek El Nino Diprediksi Terus Tekan Produksi, Sawit Lanjut Menguat




JAKARTA – Penguatan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) berlanjut pada awal perdagangan hari ini, Selasa (17/1/2017), seiring prediksi bertahannya efek El Nino terhadap produksi minyak sawit di Malaysia dan Indonesia.  

Kontrak berjangka CPO untuk April 2017, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, hari ini dibuka dengan kenaikan 0,10% atau 3 poin di posisi 3.113 ringgit per ton.


Lahan perkebunan kelapa sawit. - Ilustrasi
Pergerakannya kemudian menguat 0,51% atau 16 poin ke level 3.126 ringgit per ton pada pukul 10.06 WIB.

Menurut konsultan perkebunan Malaysia Ganling, seperti dilansir Bloomberg hari ini, efek El Nino yang terjadi tahun lalu terhadap produksi minyak sawit di Malaysia dan Indonesia, dua produsen terbesar di dunia, akan bertahan hingga paruh pertama 2017.

“Produksi akan kembali menurun pada kuartal pertama di Malaysia serta antara kuartal kedua dan ketiga di Indonesia. Berlanjutnya suplai yang yang ketat akan membatasi kenaikan pada persediaan sehingga mendukung harga setidaknya hingga kuartal pertama,” ujar Direktur Ganling, Ling Ah Hong.

Pada perdagangan Senin (16/1), harga CPO ditutup dengan penguatan 0,88% atau 27 poin 3.110 ringgit per ton seiring melemahnya kinerja ringgit.


Nilai tukar ringgit pagi ini kembali melemah meski tipis sebesar 0,03% ke 4,4680 per dolar AS pada pukul 09.46 WIB, setelah sempat menguat ke posisi 4,4657.


Pergerakan Harga CPO Kontrak April 2017

Tanggal
Level
Perubahan
17/1/2017
(Pk. 10.06 WIB)
3.126
+0,51%
16/1/2017
3.110
+0,88%
13/1/2017
3.083
+0,29%
12/1/2017
3.074
-0,36%
11/1/2017
3.085
+1,68%
Sumber : Bloomberg